Hadirin Jamaah Idul
Fitri yang dimuliakan Allah,
Alhamdulillah
pada hari yang mulia ini, seluruh umat Islam di seantero dunia bertakbir,
bertasbih, dan bertahmid memperingati hari raya Idul Fitri. Kita agungkan
nama-Nya, kita gemakan takbir dan tahmid sebagai pernyataan dan pengakuan atas
keagungan Allah. Takbir yang kita lantunkan merupakan pengakuan dalam hati, bahwa
Allah Maha Besar. Allah Maha Agung. Tiada yang patut di sembah kecuali Allah.
Karena
itu, melalui mimbar ini saya mengajak kepada diri saya sendiri dan juga kepada
hadirin sekalian: Marilah tundukkan kepala dan jiwa kita di hadapan Allah Yang
Maha Besar, kita bersyukur atas nikamt iman, islam dan kesehatan yang telah
Allah limahkan kepada kita semua. Sehingga
kita bias hadir pada sholat idul fitri pagi ini, yang merupakan juga hari wisuda bagi kita semua yang telah memperoleh
predikat TAQWA, setelah kita melaksanakan ibadah puasa kita pada bulan
Ramadhan nan penuh berkah.
Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah untuk junjungan
kita, nabi Muhammad saw, serta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang
tetap istiqamah di dalam islam dan iman hingga akhir zaman. InsyaaAllah
termasuk kita semua yang hadir pada saat ini.
اَللهُ
أَكْبَرُ
اَللهُ
أَكْبَرُ
اَللهُ
أَكْبَرُ
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Hadirin Jamaah Idul
Fitri yang dimuliakan Allah,
Tujuan luhur ibadah
puasa selama sebulan penuh yang telah kita lalui adalah agar kita menjadi
manusia yang paling mulia yaitu menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Hal
ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam surat Al- Baqorah ayat 183:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Nilai-nilai yang lahir dari ketaqwaan seseorang itulah yang akan menjadi bangunan peradaban berkemajuan bagi dunia karena orang yang bertaqwa hidupnya akan dihiasi dengan kasih sayang, kelembutan, senyuman, kesabaran, kejujuran, keberanian dalam mewujudkan kebenaran dan mencegah kemungkaran.
Nilai-nilai yang lahir dari ketaqwaan seseorang itulah yang akan menjadi bangunan peradaban berkemajuan bagi dunia karena orang yang bertaqwa hidupnya akan dihiasi dengan kasih sayang, kelembutan, senyuman, kesabaran, kejujuran, keberanian dalam mewujudkan kebenaran dan mencegah kemungkaran.
Muttaqin adalah
manusia yang paling ideal menurut Al-Qur’an, karena Allah menyatakan dalam
firman-Nya:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sungguh orang yang paling
mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Sungguh
Allah Maha Mengetahui lagi Mahaluas ilmu-Nya.” (Qs.
Al-Hujurat [49]: 13).
Umat Islam di zaman
Nabi Saw, meyakini Islam sebagai agama yang sempurna untuk mengatur kehidupan;
dan menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai tauladan yang wajib diikuti dalam
segala urusan. Hablum minalloh, wa hablum minan naas.
Hanya dalam tempo 23
tahun saja pemerintahan Nabi Muhammad Saw mampu menyelesaikan segala problem
suku, agama, etnis dan budaya.
Kemuliaan
hidup dan peradaban mulia di bawah naungan Islam digambarkan oleh Khalifah Umar
bin Khathab dengan pernyataan beliau yang tegas, lugas:
إِنَّا
كُنَّا أَذَلَّ قَوْمٍ فَأَعَزَّنَا اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ فَمَهْمَا نَطْلُبُ
الْعِزَّةَ بِغَيْرِ مَا أَعَزَّنَا اللَّهُ بِهِ أَذَلَّنَا اللَّهُ
“Dahulu kami adalah
bangsa yang hina, kemudian Allah memuliakan kami dengan agama Islam. Jika
sekarang kami mencari kemuliaan dengan selain Islam, niscaya Allah akan hinakan
kami kembali”.
(HR.
Hakim dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Ungkapan
Umar bin Khathab ini menggambarkan situasi Arab pra Islam yang sangat parah,
yang terkenal dengan zaman jahiliyah. Kurang parah apa orang-orang kafir
Quraisy? Mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti minum khamr (arak)
sampai mabuk, berzina, berjudi, merampok dan sebagainya.
Pertanyaanya kenapa
gambaran peradaban islam yang agung itu kini menjadi berubah. Apa tantangan
utama umat Islam di dunia saat ini?
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
Hadirin Jamaah Idul
Fitri yang dimuliakan Allah,
Tantangan utama umat
Islam saat ini adalah:
Ghazwul Fikri, Islamophobia,
Proxy war, Epidemi berita Hoax, dan penyebaran faham transnasional yakni
tatharruf yamini (ekstrim kanan) dan tatharruf yasari (ekstrim kiri).
Salah satu Tujuan
dari proxy war, berita Hoax, Ghaswul Fikri, adalah guna memperlambat
laju pertumbuhan umat Islam di dunia yang mengalami pertumbuhan
sangat pesat. Mereka sangat khawatir Islam akan meminpin kembali peradaban
dunia.
Strategi mereka
adalah memecah persatuan umat islam, merusak akhlaq umat islam terutama para
remaja muslim melaui berbagai bentuk dekadensi moral, konten media social,
narkoba dan LGBT.
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
Hadirin Jamaah Idul
Fitri yang dimuliakan Allah,
Berbagai fenomena
yang terjadi dewasa ini, merupakan strategi yang dilancarkan musuh islam sedang
menggunakan strategi potlitik menggoyang tikus dalam karung.
Adalah kisah seorang
insinyur pertanian, ketika ia bertugas di sebuah kampung, ia menaiki kereta api
menuju Cairo. Di sebelahnya duduk seorang petani tua penduduk kampung itu.
Sang insinyur
memperhatikan di bawah kaki petani tua itu ada sebuah karung goni. Di sela-sela
perjalanannya, setiap seperempat jam ia membolak-balikkan karungnya.
Bapak petani bilang:
“Karung ini berisi tikus-tikus. Bila aku biarkan karung ini tanpa digoyang dan
dibolak-balik, tikus yang ada di dalamnya akan merasa tenang. Dia akan berhenti
dari rasa takut. Bila itu terjadi dalam waktu cukup lama setiap tikus akan
berusaha menggigit dan melubangi karung ini. Karena itu aku selalu
menggoyangnya setiap seperempat jam supaya mereka terganggu dan merasa ketakutan.
Mereka akan sibuk selalu dengan berbenturan sesama mereka dan mereka tidak
punya insting untuk melubangi karung ini sampai aku berhasil membawanya ke
pusat penelitian.”
Mendengar
penjelasan petani tua itu lidah Pak insinyur menjadi kelu.
Dari
cara berpikir si Pak Tani, tanpa sengaja ia sudah menjelaskan dengan gamblang, bagaimana politik dan falsafah Barat dalam
mengaduk-aduk negara kaum muslimin.
Setiap kali umat
Islam merasakan ketenangan dibikinkan masalah yang akan menggoncang ketentraman
hidup mereka. Disebar fitnah di
sana, ditebar kecemasan di sini, dibikin masalah di berbagai tempat, supaya
mereka bisa meneruskan cengkramannya terhadap umat Islam.
Hadirin Jamaah Idul
Fitri yang dimuliakan Allah,
Dunia hari ini
dikuasai oleh teknologi. Hari ini jumlah pengguna telepon pintar 7,6 milyar,
sudah melebihi jumlah penduduk bumi 7,4 milyar.
Islam menjadi agama
dengan pertumbuhan penganut yang paling tinggi. Perkiraan dari PBB dan Pew
Research Institute, sebuah lembaga riset di AS, pada tahun 2050 jumlah muslim
mencapai 2,8 milyar. Pertumbuhan inilah yang mereka takutkan.
Fakta yang menarik
adalah bahwa pusat pengendali jaringan internet itu ada di Amerika. Markas
Google, Facebook, WhatsApp dan Twitter juga ada di Amerika. Artinya apa? Sampai
hari ini Amerika masih menjadi negara pengendali dunia.
Ketika peradaban
berada di tangan orang tidak beriman, maka kita seringkali menyaksikan ketidakadilan
dan ketimpangan, baik secara fisik melalui peperangan, maupun dalam bentuk hegemoni
informasi di media social.
Tujuan Ghaswul Fikri
adalah: Lemahkan umat islam dalam penguasaan sains dan teknologi.
Jauhkan umat islam satu dengan yang lain, putuskan tali
persaudaraan di antara umat islam. Suburkan fitnah dan saling
memfitnah dalam kehidupan umat Islam. Jauhkan mereka dari masjid, persukar
kegiatan ibadah umat islam adalah strategi yang mereka lancarkan untuk
melemahkan aqidah umat islam.
Potensi
konflik internal umat Islam makin mengkhawatirkan. Kita tahu bahwa konflik negara islam di Timur
Tengah adalah bagian dari Proxy war. Rusia dan Amerika Serikat adalah dua
pemain politik global. Rusia menjadikan Iran sebagai proxy. Amerika menjadikan
Saudi Arabia menjadi proxy-nya.
Kenapa
mereka melakukan itu semua?
Karena
sesungguhnya mereka hawatir bahkan takut akan kebangkitan Islam sebagai agama
rakhmatan Lil’Aalamiin.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Hadirin
Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Puncak
kemajuan peradaban Islam kita kenal sebagai era The Golden Age of Islam. Masa keemasan peradaban Islam itu
berlangsung selama 7 abad (abad 7-13 M), membentang dari Sungai Indus di Timur
sampai ke Tanah Andalus di Barat.
Kini
Masa keemasan peradaban Islam tersebut telah berakhir. Umat Islam mengalami
kemunduran.
Kemunduran
peradaban islam ini telah diperkirakan oleh Nabi Muhammad SAW:
Rasulullah shalallahu’alaihi
wassalam bersabda:
“Nyaris
orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di
atas piring.
Berkata
seseorang: Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?
Beliau
bersabda: Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu
seperti buih di atas air. Dan Alloh mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap
kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.
Seseorang
bertanya: Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?
Beliau
bersabda: Mencintai dunia dan takut akan kematian”.
(Riwayat
Abu Dawud no. 4297. Ahmad V/278. Abu Na’im dalam Al-Hilyah)
Rasulullah shalallahu’alaihi
wassalam bersabda:
“Ada
tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang
dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri.” (HR.
Ath-Thabrani dan Anas)
Dari Hadist Nabi
tersebut kita bisa maknai bahwa umat islam telah mengalami perpecahan dan
perselisihan. Hilangnya kekompakan, persatuan, dan semangat untuk saling
tolong-menolong.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Kaum
Muslimin Muslimat yang dirahmati Allah,
Bagaimana kita
membentengi diri kita dari pengaruh ghoswul fikri yang dilancarkan oleh musuh
kaum muslimin?
Allah
telah berfirman dalam surah Al-Ma’idah ayat 3:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
Oleh
karena itu sesungguhnya dengan kita menegakkan dan memperkuat aqidah
Islam, mempraktekkan nilai-nilai Islam dengan benar sesuai petunjuk dalam Al-Qur’an
dan As-Sunnah, maka pertolongan Allah akan datang.
Allah
berfirman dalam surah Muhammad ayat 7:
Wahai orang orang
yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Allah akan menolongmu
dan meneguhkan kedudukanmu.
Sebulan penuh kita
telah di-tarbiyah oleh Allah melalui Ramadhan. Kemenagan telah diraih dan panji taqwa telah berkibar di hati
orang-orang yang beriman.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Jama’ah ‘Ied
Rahimakumullah!
Ketaqwaan adalah
status kemuliaan seorang hamba di sisi Allah SWT. Ini adalah gelar dunia dan
langit yang tak mampu ditandingi oleh seribu gelar dunia sekalipun.
Nilai-nilai yang
lahir dari ketaqwaan seseorang akan menjadi bangunan peradaban berkemajuan bagi
dunia karena orang yang bertaqwa hidupnya akan dihiasi dengan kasih sayang,
kelembutan, senyuman, kesabaran, kejujuran, keberanian dalam mewujudkan
kebenaran dan mencegah kemungkaran.
Allah
SWT berfirman:
إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ
اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kalian.” (QS.
Al-Hujurat: 13)
Apa
sajakah keutamaan iman taqwa dalam membangun peradaban islam rahmatan lil
alamiin?
Iman
dan Taqwa yang pada hakikatnya keduanya memiliki korelasi atau hubungan yang
sangat terikat dan dekat, merupakan pilar utama untuk membangun peradaban islam
yang modern.
Ketika
Nabi ingin membangun kota Madinah, yang beliau bangun pertama kali adalah
masjid. Demikian pula dengan yang dilakukan oleh umat
Islam ketika dunia Islam menjadi pusat dari peradaban dunia yang pertama
dilakukan adalah mendirikan masjid dan Insitusi pendidikan. Dua
bangunan ini melambangkan betapa generasi awal Islam telah berpikir jauh ke ke
depan.
Masjid
adalah simbol dari dzikr, sedangkan institusi pendidikan adalah lambang dari
aktivitas fikr. Peradaban Islam dengan jelas merumuskan eksistensinya di
permukaan bumi. Dzikr dan fikr yang dilandasi oleh iman dan taqwa adalah dua
pilar peradaban yang kokoh.
Jama’ah
‘Ied Fitri Rahimakumullah!
Ramadhan telah
menyematkan ketaqwaan kepada yang telah meraihnya. Ketaqwaan itulah yang
mengantarkan pemiliknya pada kemuliaan yang sejati.
Iman dan Takwa melahirkan
sifat-sifat terbaik tidak saja pada diri seseorang, akan tetapi juga melandasi
sifat-sifat Keluarga dan peradapan masyarakat, bangsa dan negara. Tidak hanya dalam perkara hablum minallah,
tetapi juga hablum minannas, untuk membangun negeri yang
baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.
Iman dan taqwa adalah
JANTUNG dalam pembangunan peradaban Itu sendiri.
Ramadhan merupakan sebuah
sistem pendidikan Rabbani yang sangat efektif bagi pembentukan kesadaran diri
dan karakter mulia.
Semoga Allah swt, di
hari yang fitri ini, berkenan mendampingi dan membimbing kita selalu dalam
menapaki tangga perjuangan menuju kebangkitan peradaban Islam yang kita
idam-idamkan.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Jama’ah ‘Ied
Rahimakumullah!
Islam adalah
rakhmatan lil Aalamiin. Mari kita Pegang teguh Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai
pedoman hidup. Mari kita terus meningkatkan iman dan taqwa kita dalam rangka menghadapi
Konvergensi media yang sangat cepat saat ini.
Umat Islam tidak
boleh mengalami rendah diri melihat peradaban Barat yang semu. Apalagi banyak
yang memprediksikan bahwa peradaban Islam abad 21 ini akan muncul di Asia
Tenggara, di antaranya di Indonesia dan Malaysia. Bagaimana masjid, pesantren,
lembaga pendidikan Islam, gerakan masa yang muncul dari umat Islam di Indonesia.
Maka perhatian dunia Barat kini pun tertuju kepada Indonesia dan Malaysia. Kita
semua harus berhati-hati kepada anasir-anasir yang mampu melemahkan
kelompok-kelompok Islam di Indonesia. Indonesia berpotensi menjadi salah satu
pusat peradaban Islam di dunia.
Dunia Barat banyak
belajar dari peradaban Islam. Bahkan Mark Zuckerberg mengagumi sejarah Islam. Dia berkata, “Saya heran ada
orang-orang yang terlalu mengidolakan saya, padahal saya sangat mengidolakan
ilmuwan Muslim Al-Khawarizmi karena tanpa Algoritma dan Aljabar, maka jangan
pernah bermimpi ada Facebook, Whats App, BBM, Line, games bahkan komputer.”
Umat Islam merupakan
umat yang terbaik.
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ
Artinya: “Dan demikian pula kami telah menjadikan kalian (umat Islam) ummatan wasathan, agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia.” (QS. Al-Baqarah [2]: 143)
Imam Ibnu Jarir
ath-Thabari menyatakan bahwa makna ‘wasathan’ adalah bagian yang berada di
antara dua sisi. kelompok yang melampaui batas, dan juga bukan kelompok yang
suka mereduksi (mengurangi dan menghilangkan) ajaran agama.
Umat ini adalah umat
yang adil. Allah paling mencintai umat-Nya yang bersifat adil.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Jama’ah ‘Ied
Rahimakumullah!
Lalu
siapakah kunci bangkitnya peradaban Islam modern ini?
Jawabannya adalah
PARA PEMUDA MUSLIM yang beriman dan bertaqwa.
Siapa
yang tidak kenal:
Atab bin Usaid.
Diangkat oleh Rasul Shallallahualaihi wasallam sebagai gubernur Makkah pada
umur 18 tahun. Muhammad Al Fatih 22
tahun. Menaklukkan Konstantinopel. Muhammad
Al Qasim 17 tahun. Menaklukkan India sebagai seorang jenderal agung pada
masanya. Umar bin Abdul Aziz,
SalahuddinAl-Ayyubi, dll.
Mereka
adalah pemuda-pemuda yang sederhana, tawadhu, pemberani, pembela Islam,
dan mampu menorehkan tinta emas bagi peradaban Islam. Semoga para
pemuda saat inipun bisa menirunya untuk menorehkan tinta emas bagi peradaban
Islam pada abad ini.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Jama’ah ‘Ied Rahimakumullah!
Akhirnya,
di penghujung khutbah ini, marilah kita tundukkan hati dan jiwa ini kepada
Allah, untuk berdoa dengan penuh keikhlasan padanya. Semoga Allah SWT
senantiasa meliputi kehidupan kita dengan keberkahan dan melindungi kita semua.
وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ
أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ
اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ
الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ
رَمَضَانَ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِي
كُلِّ مَكَانٍ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِي
فِلِسْطِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِي
أَفْغَانِسْتَان، وَإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ
فِي كَشْمِيْرَ، وَإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِي الْعِرَاقِ، وَإِخْوَانَنَا
الْمُسْلِمِيْنَ فِي سَائِرِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ
عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ.
Wabillahit Taufiq wal
Hidayah. Wassalamualaikum wr.wb.
(Disampaikan di Kota Depok, saat Khutbah 'Iedul Fitri 1439 H)
0 comments:
Post a Comment