(Oleh: Prof. Dr.
Maksum Radji)
ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ
ﻫَﺪَﺍﻧَﺎ ﻟِﻬَﺬَﺍ ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻟِﻨَﻬْﺘَﺪِﻱَ ﻟَﻮْ ﻻَ ﺃَﻥْ ﻫَﺪَﺍﻧَﺎ ﺍﻟﻠﻪُ.
ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ. ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ
ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ أَمَّا بَعْدُ؛ ﻓَﻴَﺎ ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ،ﺃُﻭْﺻِﻴْﻜُﻢْ ﻭَﻧَﻔْﺴِﻲْ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ
ﺍﻟﻠﻪِ، ﻓَﺎﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﺃَﻃِﻴْﻌُﻮْﻩُ ﻭَﺍﻟﺮَّﺳُﻮْﻝَ
ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮْﻥَ.
Ma’asyiral
muslimin rahimakumullah,
Segala
puji marilah kita panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berbagai nikmat-Nya kepada kita semua, terutama nikmat iman, Islam dan
kesehatan, sehingga sampai saat ini kita masih bisa mensyukuri segala nikmat-Nya,
dan istiqomah dalam melaksanakan semua yang diperintahkan dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Sholawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta
para keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya yang setia yang InsyaAllah
termasuk kita semua yang kelak akan mendapat syafaatnya di yaumil qiyamah. Aamin
yaa Rabbal Aalamiin.
Belakangan
ini, informasi yang terkait dengan merebaknya wabah pandemi tentang virus
corona (covid-19) yang menakutkan mendominasi berbagai media. Seluruh dunia khawatir
terhadap dampak penyebaran covid-19 ini, terutama setelah WHO mengumunkan bahwa
covid-19 telah tersebar di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Pembicaraan
tentang jenis virus corona (covid-19) membanjiri medsos yang dilakukan oleh
berbagai lapisan masyarakat. Ada pakar-pakar bidang kesehatan yang dengan tulus
menyampaikan informasi tentang penyebab dan upaya-upaya pencegahannya, namum
ada pula yang menjadikannya sebagai bahan candaan dan berbagai info palsu
(hoax) yang meresahkan masyarakat.
Sebagai
seorang Muslim, ketika kita berhadapan dengan musibah dan merebaknya penyakit
menular yang berbahaya ini, kita wajib bersandar kepada Allah semata berpegang
teguh syari’at dan tuntunan Islam.
Lantas
bagaimanakan sikap seorang muslim dalam menghadapi musibah dan wabah penyakit
menular yang sedang merebak saat ini?
Pertama,
Meningkatkan Iman dan taqwa.
Meningkatkan ketaqwaan adalah melaksanakan dengan
sungguh-sungguh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Bila kita selalu
mengingat Allah pasti Allah akan menjaga kita.
Allah SWT berfirman,
وَ بَلَوۡنٰہُمۡ بِالۡحَسَنٰتِ وَ السَّیِّاٰتِ لَعَلَّہُمۡ یَرۡجِعُوۡنَ
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS. Al-A’raf/ 7: 168)
Allah SWT berfirman:
وَإِن يَمْسَسْكَ اللّهُ
بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدُيرٌ
"Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada
yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-An'am 6: Ayat 17).
Oleh sebab itu setiap manusia wajib untuk senantiasa meningkatkan ketaatan kepada Allâh dan Rasul-Nya. Jauhilah segala tindak maksiat; niscaya Allâh pun akan melindungi kita semua.
Allah SWT berfirman,
وَ
مَنۡ یَّتَوَکَّلۡ عَلَی اللّٰہِ فَہُوَ حَسۡبُہٗ ؕ اِنَّ اللّٰہَ بَالِغُ
اَمۡرِہٖ ؕ قَدۡ جَعَلَ اللّٰہُ لِکُلِّ شَیۡءٍ قَدۡرًا
“Dan barangsiapa yang bertawakkal
kepada Allâh niscaya Allâh akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allâh
melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allâh telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Ath-Thalaq/65:3).
Allah SWT berfirman:
قُلْ مَن ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُم مِّنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ
سُوءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً وَلَا يَجِدُونَ لَهُم مِّن دُونِ اللَّهِ
وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
Katakanlah:
"Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia
menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?" Dan
orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong
selain Allah”. (QS. Al-Ahzab: 17)
Dalam nasihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma disebutkan bahwa,
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Hakim).
Kedua,
Bertawakkal kepada Allah.
Setiap muslim hendaknya tawakkal kepada Allah. Ingatlah bahwa
segala sesuatu atas kuasa Allah dan sudah menjadi takdir-Nya.
Allah SWT berfirman,
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ
إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak
ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Allah akan memberi petunjuk
kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. At-Taghabun: 11).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ketahuilah
apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan
sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan
sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun berkumpul
untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak dapat
membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu.
Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan
takdir) telah kering.”
(HR. Tirmidzi, dan ia berkata bahwa hadits ini hasan shahih).
Ketiga,
Berikhtiar dan sandarkanlah
ikhtiar hanya kepada Allah semata.
Lakukanlah berbagai upaya uintuk menangkal dan mengobati
penyakit. Berobat dan mencari penyebab penyakit tidaklah bertentangan dengan
tawakkal. Namun sandarkanlah semua ikhtiar tersebut hanya kepada yang Maha
Kuasa, karena hanya dengan izin Allah semata datangnya kesembuhan dari suatu
penyakit.
Sesungguhnya syari'at Islam mengajarkan untuk melakukan upaya
pencegahan sebelum sakit dan berobat ketika sakit, dan bertawakkal kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
Dalam menghadapi wabah penyakit menular, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengajarkan untuk berobat atau menghindarkan diri dari wabah
penyakit yang sedang menular.
Dri Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمُ الطَّاعُونَ
بِأَرْضٍ، فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأرْضٍ، وأنْتُمْ فِيهَا، فَلاَ
تَخْرُجُوا مِنْهَا.
“Apabila
kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya.
Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian ada di dalamnya,
maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.”
(Muttafaqun ‘alaihi).
Keempat,
Berdoa kepada Allah.
Umat Islam berdoa untuk mencegah
datangnya musibah, memperkuat diri dengan dzikir dan doa-doa yang telah
diajarkan oleh Rasulallah.
Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا
مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ : بِسْمِ
اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ
وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ ، إِلاَّ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ
“Tidaklah
seorang hamba mengucapkan setiap pagi dari setiap harinya dan setiap petang
dari setiap malamnya kalimat:
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ
يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ
العَلِيمُ
"Dengan nama Allah Yang
dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan tidak juga
di langit, dan Dialah Yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui". Sebanyak tiga kali, maka tidak akan ada apa
pun yang membahayakannya.”
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini
hasan shahih).
Kelima,
Perbanyak bershodaqoh.
Banyak hadits Rasulullah yang mengajarkan kita untuk
bersedekah agar terhindar dari musibah dan penyakit menular.
“Bentengilah
diri kalian dari siksa api neraka meskipun dengan separuh buah kurma.” (HR.
Imam Bukhari dan Imam Muslim).
“Sedekah
dapat menolak 70 macam bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta
dan sopak.”
(Riwayat Imam Thabrani).
“Bersegeralah
bersedekah, sebab wabah dan bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (HR.
Imam Baihaqi).
Keenam,
Bersyukur
dan bersabar.
Allah SWT berfirman,
Allah SWT berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ , الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم
مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ .
أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ
الْمُهْتَدُونَ
“Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
“Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (segala sesuatu milik Allah dan
kembali kepada Allah). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. Al-Baqarah: 155-157).
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
عَجَبًا
لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ
لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ
أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang
mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada
seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik
baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.”
(HR. Muslim).
Ma’asyirol
muslimin rahimakumullah,
Demikianlah sikap seorang mukmin ketika ditimpa oleh sebuah
musibah termasuk wabah penyakit menular. Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah,
berikhtiar seraya bertawakal kepada Allah, berdoa dan
bersabar serta memperbanyak shadaqoh, mengkonsumsi
makanan yang halal dan thayyib, serta menolong sesama dengan
ikhlas karena Allah, merupakan sikap yang terpuji, Insya Allah dapat menghindarkan kita
dari mara bahaya dan penyakit menular yang membahayakan diri kita.
Marilah kita sadari bahwa sesungguhnya musibah terbesar yang
lebih kita khawatirkan adalah musibah yang menimpa agama, yaitu kerusakan
akidah dan akhlak umat Islam, yang merupakan musibah terbesar di dunia dan
akhirat.
Semoga
Allah senantiasa melimpahkan pertolongan dan lindungan-Nya bagi kita semua,
sehingga kita terhindar dari bencana dan penyakit yang menular.
Aamiin
yaa Rabbal Aalamiin.
Pondok
Babussalam Socah, Bangkalan, 4 Maret
2020.
(*Disarikan
dari berbagai sumber)
0 comments:
Post a Comment